26 Oktober 2008

Asal Nenek Moyang Indonesia


Dari penelitian lembaga-purbakala-ditjen-kebudayaan(dep-PDK)waktu tahun 1973 (or 1975? lupa).. bersama Dr.Bennet Bronson (pensilvania Uni) tidak ada fosil-fosil manusia atau benda budaya lainnya sebelum masa Megalitikum.
Sampai akhirnya di penelitian Kabupaten Agam, Ngalau Durian dan Surian (Kabupaten Solok) ditemukan pecahan tembikar berasal dari sekitar awal abad Masehi. Lalu tidak jauh darisitu ditemukan lagi tugu-tugu batu yg setelah diteliti berasal dari masa megalitikum dan akhir zaman neolitikum.

Dari penelitian lembaga-purbakala-ditjen-kebudayaan(dep PDK) waktu tahun 1973 (or 1975? lupa).. bersama Dr.Bennet Bronson (pensilvania Uni) tidak ada fosil-fosil manusia atau benda budaya lainnya sebelum masa Megalitikum.

Sampai akhirnya di penelitian Kabupaten Agam, Ngalau Durian dan Surian (Kabupaten Solok) ditemukan pecahan tembikar berasal dari sekitar awal abad Masehi. Lalu tidak jauh darisitu ditemukan lagi tugu-tugu batu yg setelah diteliti berasal dari masa megalitikum dan akhir zaman neolitikum.

Tugu-tugu batu itu berkembang dimasa logam, yaitu pas zaman perunggu, dan merupakan sepenuhnya hasil kebudayaan Dong Son

Megalith-megalith serupa ditemukan juga di Malaysia & birma.. jalan yg ditempuh oleh kebudayaan megalitik itu sama dengan yg ditempuh kebudayaan dong son dan didukung bangsa yg sama juga.

Menurut pada ahli, pendukung kebudayaan dong son adalah bangsa Austronesia yg mulanya bermukin di Yunan sebelah Selatan Mongolia atau Cina Selatan

Mereka datang gelombang pertama pada zaman 2000 taun sebelum masehi.
Gelombang berikutnya pada masa perunggu 500 tahun sbelum masehi.

Suku bangsa yg datang di gelombang pertama disebut proto melayu misalnya Batak, Toraya, Dayak.

Suku bangsa yg datang zaman perunggu disebut deutero melayu seperti suku Jawa, Minangkabau, makasar.


Dari tembikar yang ditemukan tadi diteliti ternyata itu kebudayaan Bawaan dari deutero melayu dari jaman perunggu.

Jadi kesimpulannya, apa tidak ada suku bangsa Murni di indonesia, karena semua keturunan orang Mongolia,cina selatan, dan pendatang lain seperti dari Gujarat India, & portugis? n I dont eroh secara gue ngak hidup di masa itu!!!!

Baca Selengkapnya......

Peninggalan Kerajaan Majapahit


Pak Kendek, warga Desa Nglinguk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, menemukan sebuah bangunan yang menyerupai pagar, di dalam tanah. Bangunan tersebut ditemukan Kendek di pekarangan kosong, saat menggali tanah untuk urug bangunan rumah.

Penemuan bangunan mirip sebuah pagar di dalam tanah tersebut, sudah ditemukan sejak akhir September 2007 lalu. Namun baru diketahui publik lewat Humas Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Selasa (23/10/2007). Penemuan ini sendiri sudah dilaporkan ke Balai Arkeologi di Yogyakarta.

Kendek (45), warga Desa Nglinguk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, menemukan sebuah bangunan yang menyerupai pagar, di dalam tanah. Bangunan tersebut ditemukan Kendek di pekarangan kosong, saat menggali tanah untuk urug bangunan rumah.

Penemuan bangunan mirip sebuah pagar di dalam tanah tersebut, sudah ditemukan sejak akhir September 2007 lalu. Namun baru diketahui publik lewat Humas Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Selasa (23/10/2007). Penemuan ini sendiri sudah dilaporkan ke Balai Arkeologi di Yogyakarta.

Di kedalaman sekitar 2,5 meter, terlihat bentuk bangunan dari bata merah, setinggi 1 meter dengan lebar 1 meter. Bangunan tersebut menyerupai sebuah pagar. Selain menemukan bangunan mirip pagar, Kendek juga menemukan 2 benda, berbentuk mirip tombak.

Saat menggali tanah dan menemukan bangunan tersebut, Kendek mengira hanya tumpukan bata merah biasa. Maklum saja, wilayah Kecamatan Trowulan, terkenal dengan produksi bata merah, selain kerajinan cor kuningan dan patung batu.

“Namun saat menggali lebih dalam, saya juga menemukan 2 benda, mirip tombak yang terpendam di atas bangunan pagar, bercampur dengan pecahan tanaman lempuyang,” kata Kendek, sembari terus bercerita sisi gaib ihwal penemuan tersebut.

Baca Selengkapnya......

Asal Usul Kerajaan Majapahit


Sesudah Singasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, Singasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singhasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir, menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya. Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.

Sesudah Singasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, Singasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir, menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya. Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.

Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah membunuh Kertanagara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongolia tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongolia untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di teritori asing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati. Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.

Anak dan penerus Wijaya, Jayanegara, adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet, yang berarti "penjahat lemah". Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.

Baca Selengkapnya......